Proyek Semi Pedestarian Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya Tuai Protes PKL dan Juru Parkir

Heru Rukanda
Proyek Semi Pedestarian Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya Tuai Protes PKL dan Juru Parkir. (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Kristian)

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Proyek pelebaran trotoar untuk pedestarian di jalan pusat perkotaan khususnya di Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menuai protes. Proyek pelebaran trotoar mirip Malioboro-nya Yogyakarta tersebut, mendapat protes dari para juru parkir, pedagang kaki lima (PKL) dan pemilik toko, saat masuknya dua alat berat pada Minggu (17/7/2022) malam.

Pantauan iNewsTasikmalaya.id, di jalan pusat pertokoan di Kota Tasikmalaya ini tampak kemacetan kendaraan panjang. Dua alat berat pun tampak berada di depan toko dan menggali bagian jalan pada Senin (18/7/2022).  

Di sepanjang jalan pengerjayaan proyek pelebaran trotoar pun dipasang pagar sejenis spandek untuk menyekat jalan. Para PKL yang berada disekitar trotoar pun protes lantaran dagangan mereka menjadi sepi pembeli dan tak ada pemberitahuan sebelumnya.

"Saya malam di sini (jalan HZ) jualan sampai pukul 09.00 WIB malam, tapi belum ada alat berat dan ditutup asbes seperti ini jalannya jadi sempit. Saat pagi-pagi ke sini, lapak jualan saya dan pedagang sudah terhalang pagar jadi sepi," jelas salah seorang juru parkir, Endar (54), di lokasi Jalan HZ Mustofa, Senin (18/7/2022) siang.

Endar bersama para juru parkir lainnya kini kebingungan. Dua alat berat tiba-tiba masuk dan dipasang pagar proyek tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya. Mereka hanya bisa pasrah meski kebingungan dengan penghasilan keseharian yang sangat mengandalkan dari pekerjaannya.

“Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, soalnya katanya masuk alat berat dan pemagarannya malam hari. Kami bingung, unuk makan keluarga dari mana? Soalnya bingung nanti penghasilan kami lahannya dari mana?" ujarnya.

Hal senada disampaikan salah seorang pedagang, Rohman (53) yang tokonya terhalang oleh lokasi proyek pelebaran trotoar yang tiba-tiba menutup setengah badan jalan pada malam hari.

Ia menyebut, hal itu membuat para pembeli kesulitan parkir baik motor maupun mobil dan susah untuk menuju tokonya.

"Saya bingung ini, kok seenaknya saja main tutup dan datang alat berat. Kenapa tidak ada komunikasi serius dulu sama para pedagang. Kalau begini kan, kami yang rugi," kata Rohman.

Menurutnya, seharusnya Dinas PUTR Kota Tasikmalaya selaku leading sektor pembangunan proyek tak semena-mena mengerjakan proyek. Seharusnya dinas melihat aspek kerugian yang dialami masyarakat di Jalan HZ Mustofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya.

"Kita juga kan bayar pajak dan segala macam berdagang di sini bukan gratis. Ya, kalau sepakat semua kan enak," ucapnya.

Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf membenarkan bahwa kawasan Jalan HZ dan Cihideung akan dijadikan semi pedestarian mirip Malioboro di Yograkarta. Para PKL nantinya akan ditata lebih baik sehingga tak terkesan semerawut.

Sedangkan untuk lahan parkir, rencananya ditempatkan di sekitar jalan penyangga kedua jalan agar lebih tertata dan terlihat rapi. Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga berencana memasang pesawat bersejarah untuk mempercantik Taman Kota Tasikmalaya.

"Sekarang sudah mulai pengerjaan. Nah, kalau teknis pengerjaannya semuanya oleh Dinas PUTR Kota Tasikmalaya. Bisa ditanyakan langsung teknisnya bagaimana,” ucap Yusuf.

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network