TASIKMALAYA, iNews.id – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan mengkaji ulang pembukaan beberapa objek wisata di wilayahnya usai menerapkan PPKM Level 3. Baru sepekan kawasan wisata di wilayah ini dibuka saat masih menerapkan PPKM Level 2 dengan ketentuan maksimal pengunjung 25 persen.
“Dengan adanya kenaikan level PPKM di Kabupaten Tasikmalaya, kami akan mengkaji ulang pembukaan beberapa tempat wisata. Tentunya, nanti akan mengacu kepada Inmendagri terbaru yang akan dirilis,” jelas Humas Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, Rudi Sonjaya, kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Rudi menilai kenaikan level wilayahnya tentu akan membuat beberapa aturan pengetatan sesuai level yang diterapkan.
Hal itu masih dikaji ulang kembali oleh Satgas Kabupaten Tasikmalaya seusai adanya perpanjangan kembali PPKM berlevel.
“Nanti, kita juga akan segera rapat seusai menerima arahan dari Kemendagri dan Gugus Tugas Pusat. Sekarang, kita masih menunggu aturan barunya seperti apa,” tambah Rudi.
Selama ini, lanjut Rudi, ada beberapa objek wisata alam yang dibuka di daerahnya seperti Pantai Cipatujah, Tasikmalaya Selatan dan Kawasan Wisata Alam Gunung Galunggung.
Itu juga dilakukan dengan penerapan protocol kesehatan (prokes) ketat bagi setiap pengunjung dan para pengelola tiap tempat wisata.
“Tentunya kalau pengetatan prokes terus dilakukan sejak PPKM level 2 kemarin. Apalagi sekarang jadi PPKM Level 3 tentunya kita akan lebih ketat lagi untuk melaksanakan prokes,” ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, naik status jadi level 3 saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) lanjutan. Sebelumnya, daerah ini sudah menerapkan level 2 beberapa kali perpanjangan PPKM Jawa-Bali.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi, membenarkan wilayahnya naik level saat lanjutan penerapan PPKM yang diumumkan oleh Pemerintah Pusat pada Senin (6/9/2021) kemarin.
Pihaknya mengaku kenaikan level ini akibat lemahnya proses tracing kontak erat oleh para tenaga medis.
Hal itu disebabkan tiap tenaga kesehatan (Nakes) tiap Puskesmas di wilayahnya saat ini disibukkan pelaksanaan percepatan vaksinasi.
“Kalau sesuai analisa Dinas Kesehatan, kenaikan level di wilayah ini akibat lemahnya tracing kontak erat selama ini. Kita, biasanya tracing kontak erat Cuma kepada 5 sampai 6 orang tiap satu orang terkonfirmasi. Seharusnya 12 orang kontak erat pada satu orang positif,” jelas Atang kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait