Kisah Gadis Lumpuh di Tasikmalaya, Terbaring di Tempat Tidur Lahirkan Karya Rajutan Bernilai Ekonomi

Indra Sanjaya
Kisah Gadis Lumpuh di Tasikmalaya, Terbaring di Tempat Tidur Lahirkan Karya Rajutan Bernilai Ekonomi. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Indra Sanjaya

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Hidup dengan keterbatasan fisik, tak lantas membuat Dida Maulida (26) berpasrah diri. Ia mampu bangkit dan hidupnya terasa berguna.

Gadis manis berusia 26 tahun ini hanya bisa terbaring di tempat tidur. Bukan sebulan atau dua bulan, tapi sudah tiga tahun. 

Namun begitu, Dida tetap semangat menjalani hidup dan bahkan mampu berkarya guna mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan membantu ekonomi keluarga.

Di rumahnya di Kampung Picungkaler, Desa Singasari, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Dida menekuni usaha kerajinan rajutan benang wol.

Kedua jari tangannya terlihat sudah piawai merajut benang. Hasil rajutannya pun sangat mendetail dan menarik. Dalam satu hari bisa membuat satu kerajinan rajutan. 

Hasil rajutan Dida beragam jenisnya. Mulai dari tas, dompet, topi bayi hingga gantungan kunci. Melalui media sosial (medsos) yang selama ini menemani hidupnya, ia pasarkan hasil rajutannya.


Kisah Dida Maulida, Gadis Lumpuh di Tasikmalaya, Terbaring di Tempat Tidur Lahirkan Karya Rajutan Bernilai Ekonomi. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Indra Sanjaya

"Ini lagi mengerjakan rajutan gantungan kunci, dengan model karakter kartun, dan juga membuat tas. Setelah beres langsung dipasarkan secara online" tutur Dida, saat ditemui iNewsTasikmalaya.id, di rumahnya, Minggu (24/12/2023).

Dida pandai merangkai warna yang diterapkan dalam sebuah rajutannya, sehingga tampak indah dan menarik. Sebuah tas mungil misalnya, ia memadukan warna-warna kasual yang memikat.

"Paduan warna memang seusia dengan selera kekinian. Saya banyak terinspirasi dari gambar-gambar di internet," ujar Dida.

Tempat tidurnya pun berubah menjadi sebuah tempat produksi. Beragam benang wol, gunting, jarum rajut dan lainnya tersimpan rapi di tempat tidur. 

Sementara Dida terbaring di tengah-tengahnya. Kedua orang tuanya pun sigap membantu apa yang dibutuhkan.

Sambil mengerjakan rajutannya, Dida bercerita soal kelumpuhannya. Ia menyebutkan, bukan karena bawaan dari lahir tapi terjadi setelah menjalani operasi, tahun 2020.

"Saat itu saya menjalani sebuah operasi, setelah memeriksakan diri ke dokter karena menderita penyakit TB tulang," ungkap Dida. 

Namun, setelah menjalani operasi, tiga tahun lalu itu, setengah badannya mengalami kelumpuhan. Sejak saat itu Dida tak bisa berjalan lagi dan hanya pasrah terbaring di tempat tidur. 

"Sebagai manusia normal, apalagi seorang perempuan, saya sempat syok dan minder. Tapi segera bangkit kembali, apalagi punya hobi merajut dan eksis di medsos. Akhirnya mulai menekuni usaha hasil rajutan," ujar Dida.

Dida terus mengasah kemampuannya di bidang rajutan. Hasil rajutannya berupa tas, dompet, topi bayi hingga gantungan kunci pun tambah banyak modelnya. 

"Setelah jadi, langsung saya posting lewat medsos. Alhamdulillah pada beli, dan hasil penjualannya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk membantu ekonomi keluarga," ujar Dida.

Dalam sebulan, Dida mampu memproduksi berbagai jenis kerajinan rajutan dengan nilai jutaan rupiah. 

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network