Ika Mustika, S.Kep., Ners
Guru produktif asisten keperawatan
PROSES pembelajaran tatap muka (luring) yang diterapkan di sekolah sebagian besar masih monoton, karena guru hanya memberikan model konvensional (ceramah) dan mencatat di papan tulis, serta mendiktekan materi pembelajaran. Proses belajar mengajar di kelas masih berpusat kepada guru, di mana peserta didik hanya menulis dan mendengarkan apa yang guru sampaikan.
Penggunaan fasilitas media pembelajaran seperti infokus tidak maksimal, dikarenakan masih terbatasnya jumlah proyektor yang dimiliki oleh sekolah, dan banyak guru mata pelajaran lain yang membutuhkan proyektor tersebut. Oleh karena itu, penggunaan proyektor harus menunggu daftar antrean atau “waiting list” oleh setiap guru mata pelajaran.
Hal ini sungguh disayangkan karena membuat peserta didik kurang begitu mengerti serta kurang antusias dalam memahami berbagai proses belajar seperti pembelajaran mengenai suatu penyakit yang terjadi pada sistem tubuh manusia.
Peserta didik hanya mengetahui materi dari penjelasan yang diberikan oleh guru dengan metode ceramah dan hanya beberapa pertemuan dengan menggunakan proyektor, selebihnya peserta didik mencari tahu sendiri.Tentu hal ini tidak efektif karena tidak semua peserta didik mempunyai keinginan untuk mencari tahu tentang materi pembelajaran yang diberikan.
Proses pembelajaran produktif keperawatan sebagian besar menerapkan metode praktikum, sehingga peserta didik diarahkan untuk bekerja secara berkelompok dalam proses pemecahan masalah dalam materi keperawatan. Setiap anggota memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam penyelesaian tugas kelompoknya, dengan memberikan kontribusi yang baik secara maksimal sesuai kemampuan dan keterampilan yang dimiliki setiap individu peserta didik.
Penerapan metode-metode mengajar yang bervariasi akan dapat mengurangi kejenuhan peserta didik dalam menerima pembelajaran. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pelajaran produktif keperawatan kepada peserta didik secara efektif.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team-Assisted-Individualization (TAI). Model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, mengembangkan pengetahuan, sikap dan juga keterampilan secara mandiri serta terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar. Tipe ini mengkolaborasikan pembelajaran kooperatif dan individual.
Model pembelajaran TAI mempunyai beberapa kelebihan, yaitu siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dengan mengajari kawan-kawannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami mata pelajaran sehingga dapat meningkatnya hasil belajar. Kelebihan lainnya yaitu mengajari siswa untuk saling bisa menghargai, bertanggung jawab serta melatih siswa untuk berani mengutarakan pendapat.
Pembelajaran inovatif abad 21 memiliki karakteristik yang mengarah peda pembelajaran interaktif, holistik, integrative, saintifik kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan tentunya berpusat pada peserta didik. Sehingga dalam implementasinya dengan menerapkan model atau metode pembelajaran yang berorientasi pada karakteristik tersebut.
Salah satu penilaian dalam pembelajaran abad 21 disusun dan dikembangkan untuk mengukur pencapaian peserta didik dari sudut kompetensi intrapersonal dan interpersonal. Hal tersebut sejalan dengan model kooperatif Tipe Team Asissten Interpersonalized.
Referensi :
Wahyuningsih, Arsita. 2021. Pendidikan Pembelajaran Inovatif Abad 21. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Nurzakiaty, Ida. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran Integral Di Kelas XII IPA
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait