TASIKMALAYA, iNews.id – Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya menyatakan jika melakukan perbaikan saluran irigasi Cijalu-Padawaras bukan kewenangannya, melainkan kewenangan Provinsi Jabar melalui PSDA Ciwulan-Cilaki.
Sehingga kurang lebih 65 hektar dari 87 hektar lahan sawah cetak baru hasil kerjasama TNI dan Pemkab Tasikmalaya kini tidak produktif dan hanya ditumbuhi ilalang saja.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Nuraeddin, menjelaskan, pada tahun 2016 hingga 2018 mendapatkan program cetak lahan sawah baru seluas kurang lebih 300 hektar yakni di Desa Padawaras Kecamatan Cipatujah, Kecamatan Karangnunggal, Kecamatan Cikalong, dan di Kecamatan Pancatengah.
Untuk kawasan di Desa Padawaras lokasinya berada di dataran tinggi, serta pengairan mengandalkan saluran irigasi Cijalu-Padawaras sepanjang kurang lebih 8 km.
Sedangkan di sepanjang salurannya banyak kerusakan yang terjadi, kebocoran dimana-mana yang mengakibatkan air tidak sampai mengalir ke areal pesawahan.
“Kalau untuk perbaikan memang bukan kewenangan kami, karena berada di wilayah PSDA Ciwulan-Cilaki Jabar. Persoalan ini juga sudah kami sampaikan, agar kemudian program nasional ini bisa berjalan maksimal dan benar-benar memberikan manfaat sesuai dengan harapan,” ungkap Nuraeddin.
Dinas Pertanian sendiri juga terus mengupayakan agar bisa menambah debit air suplai ke Desa Pasawaras, dengan menggabungkan aliran sungai Cijalu dan Sungai Cilangla.
Termasuk panisasi air ke wilayah sawah cetak baru di kecamatan Karangnunggal, yang memang sudah menjadi target proyek nasional.
Di wilayah Kecamatan Karangnunggal juga memiliki kendala, karena tidak memiliki saluran irigasi.
Sebab posisi saluran irigasi Cijalu-Cilangla berada dibawah, maka solusinya adalah melakukan penggabungan kedua irigasi ini untuk dibangun sifon atau talang air agar pasokan air bisa berjalan normal.
Sementara itu, Kepala Desa Padawaras Yayan Siswadi menyebutkan, sampai saat ini warganya masih terus melakukan gotong royong membangun proyek pertanian tersebut.
Namun konsentrasinya saat ini adalah membangun infrastruktur jalan, saluran irigasi, dan lain sebagainya.
Agar kemudian ketika pasokan air sudah berjalan normal, maka semuanya sudah siap beraktivitas.
“Jadi untuk saat ini kami benahi saja yang memungkinkan bisa dilakukan, karena kalau perbaikan irigasi memang sulit kami laksanakan. Namun antusiasme warga untuk melakukan gotong royong tetap berjalan dengan baik, karena berharap program pertanian nasional ini bisa memberikan hasil yang maksimal,” ujar Yayan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait